Seorang
sniper akan mudah teridentifikasi oleh lawan dan akan cukup kesulitan jika ia
bekerja sendirian. Maka, dalam setiap aksinya ia didampingi oleh kawan
setianya, spotter. Spotter ini ibarat kaki sebelah
seorang sniper. Dalam tugas di lapangan, jika sniper tak didampingi oleh
spotter, maka kekuatannya akan pincang dan menjadi rapuh. Sebagai pendamping, spotter bertugas menjadi
observer, mengamati situasi, mencari sasaran, menghitung jarak, mengoreksi
tembakan serta melindungi sniper itu sendiri. Oleh karena itu, sebenarnya tidak
ada perbedaan dengan sniper sebab mereka mendapatkan asupan training dan yang
sama. Soal kemampuan pun bisa disamakan. Spotter
pun bisa bekerja menggantikan sang sniper jika si penembak itu merasa kelelahan
atau kurang siap dalam membidik targetnya.
Peralatan yang dibawa Spotter untuk melengkapi gelaran operasinya bersama sniper tergantung pada medan pertempuran. Dalam operasi yang memerlukan dua orang, posisi ini diisi sniper dan spotter. Sniper membawa kaliber .308 inci dan spotter lebih memilih M16 sebagai menu bawaannya. Sebagai pelindung bagi sniper, M16 bawaan spotter cukup tangguh untuk jarak menengah. Senapan ini bisa dipasangi teleskop dengan magnifikasi sedang serta bagian bawah laras bisa ditumpangi oleh pelontar granat M203 40mm.
M16 bawaan spotter punya jarak efektif 600 m. Senapan ini cukup ringan untuk dibawa-bawa sehingga pergerakan spotter cukup lincah, sekaligus membawa logistik yang cukup buat sniper-nya. Kaliber peluru yang cuma 5,56mm bisa memastikan spotter untuk membawa banyak amunisi. Ada juga spotter yang membawa Diemaco C8A2 (varian M16 lisensi Kanada).
Dalam gelaran operasi yang memerlukan tim sniper tiga orang, maka orang ketiga akan bertindak sebagai pelindung bagi sniper dan spotter. Sniper yang bertugas menembak biasanya akan membawa senapan heavy sniper rifle yang berkaliber lebih besar. Misalnya M82A1 dengan amunisi kaliber .50 BMG. Senapan runduk berat yang mempunyai jarak efektif 1000-1500 meter. Spotter akan bertindak sebagai penembak runduk kedua dan melengkapinya dengan senapan bolt action C3A1 atau M40A1 kaliber .308 inci. Sedangkan kru ketiga akan banyak berperan sebagai overwacth yang melakukan pengawasan saat kedua rekannya melakukan eksekusi.
Selain mengambil alih sebagai eksekutor saat sniper mengalami kelelahan, tugas spotter tak jauh berbeda dengan sniper sebagai penembak utama. Spotter akan selalu di dekat sniper untuk mapping, memberikan informasi dan mengoreksi tembakan sniper. Tugas observer akan dilakukan spotter untuk mengidentifikasi keberadaan target, membaca angin serta memberikan arahan-arahan posisi target kepada sniper. Ketika semua telah masuk sasaran, spotter memberikan konfirmasi
kepada sniper untuk melakukan tembakan. Sniper tinggal menarik pelatuk.
Jika waktu memungkinkan, spotter yang fokus pada jejak
uap peluru di udara untuk mengoreksi tembakan memberikan konfirmasi secepatnya.
Jika tembakan meleset spotter dengan cekatan memberikan arahan yang
sesuai dengan target. Tembakan kedua tim akan sangat berhati-hati jika tak
ingin posisi ketahuan musuh. Dalam beringsut melakukan pergerakan berpindah
tempat, tugas spotter yang akan lebih sigap untuk siaga penuh. Dengan M16 yang
siap ditembakkan, berjalan merunduk beringsut jika posisi tim berada di antara
rintangan pandangan yang mencukupi. Dengan posisi demikian, jika tiba-tiba di
depan atau dalam jarak yang terjangkau M16 bawaan spotter, ia tinggal
memantik pelatuk yang telah siaga untuk menghajar musuh.
Semboyannya yang
terkenal yakni one shot, one kill (satu tembakan, satu terbunuh). Begitulah
hukum wajib para sniper. Tidak ada peluru yang terbuang. Tak ada kamus meleset,
karena itu pertanda kegagalan. Laksanakan tugas, lalu hilang balik ditelan angin.
Sesuatu yang bersifat tersembunyi atau tersamar (undercover), selalu menarik untuk diungkap. Sniper atau penembak runduk adalah salah satu diantaranya. Sniper, atau penembak runduk adalah seorang prajurit infanteri yang secara khusus terlatih untuk mempunyai kemampuan membunuh musuh secara tersembunyi dari jarak jauh dengan menggunakan senapan.
M16 bawaan spotter punya jarak efektif 600 m. Senapan ini cukup ringan untuk dibawa-bawa sehingga pergerakan spotter cukup lincah, sekaligus membawa logistik yang cukup buat sniper-nya. Kaliber peluru yang cuma 5,56mm bisa memastikan spotter untuk membawa banyak amunisi. Ada juga spotter yang membawa Diemaco C8A2 (varian M16 lisensi Kanada).
Dalam gelaran operasi yang memerlukan tim sniper tiga orang, maka orang ketiga akan bertindak sebagai pelindung bagi sniper dan spotter. Sniper yang bertugas menembak biasanya akan membawa senapan heavy sniper rifle yang berkaliber lebih besar. Misalnya M82A1 dengan amunisi kaliber .50 BMG. Senapan runduk berat yang mempunyai jarak efektif 1000-1500 meter. Spotter akan bertindak sebagai penembak runduk kedua dan melengkapinya dengan senapan bolt action C3A1 atau M40A1 kaliber .308 inci. Sedangkan kru ketiga akan banyak berperan sebagai overwacth yang melakukan pengawasan saat kedua rekannya melakukan eksekusi.
Selain mengambil alih sebagai eksekutor saat sniper mengalami kelelahan, tugas spotter tak jauh berbeda dengan sniper sebagai penembak utama. Spotter akan selalu di dekat sniper untuk mapping, memberikan informasi dan mengoreksi tembakan sniper. Tugas observer akan dilakukan spotter untuk mengidentifikasi keberadaan target, membaca angin serta memberikan arahan-arahan posisi target kepada sniper. Ketika semua telah masuk sasaran, spotter memberikan konfirmasi
kepada sniper untuk melakukan tembakan. Sniper tinggal menarik pelatuk.
SejarahSalah
satu awal munculnya penembak jitu adalah dalam Revolusi
Amerika. Kompi
senapan Amerika,
yang dipersenjatai Pennsylvania/Kentucky Long Rifle, menjadi prajurit dalam Tentara
Kontinental. Karena
keakuratan prajurit-prajurit ini, banyak perwira Inggris yang
harus mencopot lambang perwira mereka, agar tidak dijadikan target.
Pemakaian awal penembak jitu lainnya adalah pada Angkatan Darat Inggris di
era Napoleon. Ketika
itu, tentara lain lebih banyak menggunakan musket yang tidak akurat, tapi Green Jackets
Inggris menggunakan senapan Baker yang terkenal. Dengan alur khusus didalam
larasnya, senapan ini jauh lebih akurat, walau pengisiannya lebih lama. Para
pemakai senapan ini termasuk tentara elit Inggris, dan menjadi garis depan yang
diandalkan pada banyak pertempuran.
Penembak jitu juga dipakai pada Perang
Saudara Amerika. Penembak jitu ini digunakan oleh kedua
pihak berjuang berperang. Prajurit elit ini terlatih dan dipersenjatai dengan
baik, dan juga ditempatkan di garis depan sebagai yang pertama melawan musuh.
Sesuatu yang bersifat tersembunyi atau tersamar (undercover), selalu menarik untuk diungkap. Sniper atau penembak runduk adalah salah satu diantaranya. Sniper, atau penembak runduk adalah seorang prajurit infanteri yang secara khusus terlatih untuk mempunyai kemampuan membunuh musuh secara tersembunyi dari jarak jauh dengan menggunakan senapan.
Jadilah
bangsa yang Berkarakter ungul dan Kuat Jadilah seorang Sniper bermentalkan baja
Tetap Semangat dengan Jiwa Korsa Komando